Senin, 17 Mei 2010

"Selamat jalan Bu........."

Hari Minggu itu, ku dengar berita yang mengejutkan dari teman sekelasku... Bu Ati, wali kelasku, meninggal dunia kemarin pada hari sabtu tanggal 8 Mei 2010. Temanku itu mendapatkan berita ini dari mamanya yang kebetulan wakil WOK dikelasku, mamanya mendapat sms dari salah satu guru disekolah. Saat itu, aku tidak sepenuhnya percaya atau mungkin masih belum mau mempercayainya.

Esok Seninnya, disekolah, barulah ku dapat kepastian berita itu.  Seluruh sekolah berduka, seakan tidak mempercayai berita sedih itu. Terlalu cepat beliau pergi, belum sempat kubalas jasa-jasanya. Malamnya aku hanya bisa menumpahkan kesedihan dan kenangan akan beliau dalam notes yang aku tulis di facebook.

"Selamat jalan Bu......."

Ibu Ati,... itulah cara kami semua memanggilnya. Wajah yang berkerut itu tampak ramah dan menyenangkan. Badannya yang kecil itu bergerak leluasa, tanpa halangan. Sedikit tertawa melengkapi ingatan kami tentangnya.

Tetapi tak pernah kami sadari sedikitpun bahwa saat kami kehilangan dirinya, lebih terasa seperti kami kehilangan separuh dari saat-saat berharga yang menyenangkan. Terseyum kecil pun kami tak bisa saat mendengar penderitaan besar dalam dirinya. Mengajar kami mati-matian demi menghidupi ketiga buah hatinya. Dengan berbagai macam penyakit yang ia simpan dari waktu yang lama. Pengorbanan seorang yang sangat mulia untuk ditiru. Dan dengan berat hati kami meyakinkan diri sendiri untuk melepasnya dengan ikhlas. Dengan sulit kami berkata selamat tinggal kepada dirinya untuk terakhir kali.

Walaupun kami mencoba untuk tenang dan sabar melepasnya untuk selama-lamanya, tetapi kadang masih ada beberapa butir air mata yang jatuh dan ringisan kecil serta isak tangis yang terus menderu-deru dari tenggorokan, yang juga masih mencoba dengan susahnya untuk berhenti. Melepasnya rasanya seperti menambah sebuah sayatan besar di dalam hati kami. Sayatan itu tak akan bisa dienyahkan dari hati kami, seberat apapun usahamu. Dan, menurut kami dirinya tak akan tergantikan.

Tak akan terlupakan walau dalam hayalan, terus akan ada walau hanya dalam bayangan. Sebanyak mungkin kami berdoa memohon ampun pada yang maha kuasa, atas kehendaknya kami terus berdoa dan berdoa. Sebanyak mungkin berharap kesalahannya dimaafkan, dan dirinya dapat diterima sebaik mungkin di sisi tuhan yang maha kuasa. Tak bisa kami lupakan jasamu, untuk terakhir kalinya kami ucapkan dari setulus hati kami "Selamat Jalan Bu......."


created by: Alyssa X. Vianca Islamey 5B/B
Kaito & Ciel production, made for publish, to remember her, she's always in your heart, and maybe by remembering her, youl might find a way to feel better a little while!